BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Statistik proses
kontrol (SPC) adalah suatu metode pengendalian kualitas
yang menggunakan metode statistik.
SPC diterapkan untuk
memantau dan mengendalikan proses.
Pemantauan dan pengendalian proses memastikan bahwa itu
beroperasi pada potensi penuh. Pada potensi penuh, proses dapat membuat sebanyak produk sesuai mungkin dengan minimal
(jika tidak penghapusan) limbah (pengerjaan ulang atau sampah). SPC dapat
diterapkan untuk setiap proses di
mana produk "conforming" (spesifikasi produk pertemuan)
output dapat diukur. Alat utama yang digunakan dalam SPC meliputi diagram
kontrol, fokus pada perbaikan
terus-menerus, dan desain eksperimen. Contoh dari proses dimana SPC diterapkan adalah
garis manufaktur.
Modul VI ini kita mempelajari SQC
yaitu statistical Quality control yang merupakan terhadap
pengendalian kualitas dari produk dan jasa. SQC adalah teknik yang
digunakan untuk mengelola, memperbaiki kinerja proses dengan menggunakan metoda
statistic sebagai penyelesaiannya. Untuk
menerapkan SQC haruslah dilakukan menyeluruh dan mendeteksi proses produksi
yang mana sudah berada dalam batas pengendalian kualitas statistik baik data
variable maupun data atribut. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa haruslah
mempelajari dan memahami SQC sebagai pengendalian terhadap kualitas produk yang
produksi.
Metode pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan cara
statistik. Dengan melakukan pengecekan kecacatan pada atribut produk tersebut
dengan teknik sampling. Dimana produk yang akan diperiksa dilakukan dengan
random. Kemudian dengan peta kontrol dapat dilakukan pengendalian kualitas
terhadap produk tersebut.
1.2
TUJUAN PRATIKUM
Dari hasil pelaksanaan modul VI ini
dan dari data yang telah diberikan, praktikan diharapkan:
1. Mampu menentukan dan mengukur
karakteristik kualitas dari suatu produk.
2. Bisa menggunakan metoda statistik dalam masalah pengendalian suatu proses.
3. Mampu memahami dan mempelajari langkah proses pengendalian kualitas dengan
menggunakan seven quality control tools.
1.3
ALAT DAN BAHAN
1.
Jangka Sorong.
2.
Lembar pengamatan/Check Sheet.
3.
Software Win QSB.
4.
Penggaris.
5.
Kalkulator.
1.4
BATASAN MASALAH
Pada modul
ini proses yang dilakukan untuk pengolahan data
dilakukan secara computer dengan
menggunakan software bin QSB dan
secara manual.
Pengolahan win QSB dapat datanya diperoleh dari
sample yang dapat dilakukan secara manual maupun dengan standart tertentu. Untuk menunjang keberhasilan dalam melakukan pengendalian kualitas terpadu
digunakan tujuh alat (seven tools)
yang merupakan tujuh teknik sederhana untuk menganalisa masalah yang sedang
dihadapi.
1.5
SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan
praktikum, alat dan bahan, batasan masalah,
serta sistematika penulisan.
Bab II LANDASAN TEORI
Membahas
mengenai teori-teori tentang statistical quality control (SQC).
Bab III PENGUMPULAN DATA
Membahas tentang pengumpulan
data yang diperoleh dari data variabel dan data atribut.
Bab IV PENGOLAHAN DATA
Terdiri
dari pengolahan data komputer dan manual.
Bab V ANALISA DATA
Berisikan
analisa terhadap hasil pengolahan data baik manual maupun komputer.
Bab VI PENUTUP
Berisikan kesimpulan
yang dapat ditarik dan saran yang akan disampaikan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
PENGENDALIAN KUALITAS SECARA STATISTIK
Pengendalian
kualitas statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk
memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk serta
proses-proses pembuatan produk tersebut.
Tujuan dari pengendalian kualitas statistik adalah terciptanya
perbaikan kualitas yang berkesinambungan sehingga diperoleh perbaikan yang
maksimal. Metode pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan cara statistik.
Dengan melakukan pengecekan kecacatan pada atribut produk tersebut dengan
teknik sampling. Dimana produk yang akan diperiksa dilakukan dengan random.
Kemudian dengan peta kontrol dapat dilakukan pengendalian kualitas
terhadap produk tersebut.
2.2
RODA DEMING
Roda deming adalah suatu rangkaian dari langkah-langkah yang digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan
total di lingkungan managemen. Jika
kita bisa menjalankan roda deming secara terus-menerus, perusahaan industri modern dapat
memenangkan persaingan yang amat sangat kompetitif dan memperoleh keuntungan
yang dapat dipergunakan unruk pengembangan usaha dan kesejahteraan tenaga
kerja.
2.3
DELAPAN LANGKAH PERBAIKAN
1. Menentukan prioritas
Yang akan dibahas adalah:
a. Mengenal karakteristik produk
b. Menentukan karakteristik kualitas kritis
c. Prosedur kerja produk
d. Pemilihan peta kendali
e. Pemilihan sistem inspeksi
2. Mencari sebab-sebab masalah
3. Meneliti sebab-sebab yang
paling berpengaruh
4. Menyusun langkah-langkah
perbaikan
5. Melaksanakan langkah-langkah
perbaikan
6. Meneliti hasil langkah perbaikan
7.
Menstandardisasikan Solusi dan Praktek-praktek Terbaik
8. Membuat laporan akhir dan menentukan rencana perbaikan kualitas
8. Membuat laporan akhir dan menentukan rencana perbaikan kualitas
berikutnya
2.4
SEVEN QUALITY CONTROL
CHART
Seven tools adalah tujuh teknik sederhana untuk
menganalisa masalah yang sedang dihadapi.
2.4.1 Lembar Periksa (check
sheet)
Check-sheet merupakan dokumen sederhana
yang digunakan untuk mengumpulkan data secara real-time di lokasi data tersebut
berada. Dokumen ini didesain supaya dapat mengumpulkan informasi yang
diinginkan secara mudah, baik kualitatif dan kuantitatif.
Contoh
dari lembar pengecekan itu, sebagai berikut:
Lembar Catatan Untuk Bagan P
Nama
Produk
Karakteristik
yang diukur
Stasiun pemeriksaan
Dicatat
No
Lat
|
Tgl
|
Jenis yang
Diperiksa
|
Jml yang
Ditolak
|
Persen
yang
Ditolak
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 2.1 check Sheet
Sumber: Modul Praktikum,
2013
2.4.2 Histogram
Histogram menjelaskan variasi proses, tapi belum mengurutkan ranking dari
variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Melalui
histogram, maka kita dapat memperoleh gambaran mengenai karakteristik data,
diantaranya seberapa banyak frekuensi data yang jatuh pada range nilai
tertentu. Kemudian jika variasi dalam suatu proses cukup random, maka histogram akan mengambil bentuk kurva normal. Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan,
histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angaka
nominal.
Langkah-langkah penyusunan histogram:
1.
Menentukan batas-batas observasi.
2. Memilih kelas-kelas atau sel-sel.
3.
Menentukan batas-batas kelas.
4. Menentukan lebar kelas-kelas tersebut.
5.
Menggambarkan frekuensi histogram dan menyusun diagram batangnya.
2.4.3
Stratifikasi
Stratifikasi
adalah menguraikan atau mengklasifikasikan persoalan menjadi kelompok atau
golongan yang lebih kecil, menjadi unsur dari persoalan yang menjadi karakteristik yang sama. Stratifikasi untuk itu adalah sebuah teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data berdasarkan penyebab.
Stratifikasi sangat penting di
dalam flow proses, methode sampling
dan pemrosesan data. Kegunaanya adalah untuk melihat masalah dan
mempersempit ruang lingkup sehingga dapat ditinjau dari satu segi saja.
2.4.4
Peta
kendali
Peta kendali adalah peta yang digunakan untuk mempelajari
bagaimana proses perubahan dari waktu ke waktu. Data di-plot dalam
urutan waktu.
Control
chart selalu terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu:
·
Garis pusat (center line),
garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-rata dari
karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada peta kendali.
·
Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali
atas.
·
Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali
bawah.
2.4.5 Diagram Pencar
Kegunaan dari diagram pencar adalah untuk melihat
korelasi (hubungan) dari suatu penyebab atau faktor yang kontinyu terhadap karakteristik
kualitas atau faktor lain.
Diagram pencar adalah diagram yang
menunjukkan tingkat hubungan (korelasi) di antara 2 faktor. Di bawah ini
beberapa contoh yang dapat menjadi obyek pengujian tingkat keeratan hubungan
antara dua faktor, dengan menggunakan scatter
diagram, yaitu:
a. Hubungan antara keluhan pelanggan dengan
lamanya transaksi.
b. Hubungan antara frekwensi pameran dengan
peningkatan volume penjualan.
c. Hubungan antara jumlah BPKB yang tidak
diambil dengan akumulasi denda.
d. Hubungan antara jumlah pertemuan QCC dengan
banyak tema.
e. Hubungan antara frekuensi
keterlambatan pengiriman barang dengan jumlah keluhan pelanggan.
Langkah-langkah dalam membut diagram
pencar, sebagai berikut :
1. Kumpulkan pasangan data (x,y).
2. Tentukan nilai-nilai max dan min untuk kedua variabel x dan y.
3. Tebarkan (plot) data pada selembar
kertas.
Tipe-tipe diagram pancar, sebagai
berikut :
1.
Korelasi
positif y akan naik bila x naik. Bila x dikendalikan maka y juga akan terkendali.
y
x
2.
Ada kecendrungan
korelasi positv. Bila x naik,maka nilai y naik,mungkin ada faktor lain yang
berpengaruh.
y
x
3. Tidak ada tanpak adanya suatu korelasi.
y
x
4.
Adanya kecendrungan korelasi
negativ,bila x naik, y cendrung turun.
y
x
5. Korelasi negatif, y akan turun bila x naik.
y
x
2.4.6 Diagram Pareto
Diagram pareto
adalah grafik batang yang mengurutkan dari nilai data paling besar ke nilai
data paling kecil. Disarankan pengurutan tersebut juga dikaitkan dengan
keuntungan atau kerugian secara finansial agar diketahui bagian mana yang harus
mendapatkan prioritas terlebih dahulu.
Langkah-langkah menyusun diagram pareto:
1. Menentukan metoda atau arti dari pengklasifikasian data.
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik.
3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat ranking kategori data tersebut dari yang terbesar
hingga terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase komulatif yang digunakan.
6.
Menggambarkan diagram batang.
2.4.7 Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab
akibat adalah diagram yang menggambarkan garis dan simbol-simbol yang
menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah. Dari akibat
tersebut kemudian dicari beberapa kemungkinan penyebabnya. Untuk mencari
berbagai penyebab tersebut dapat digunakan teknik braistorming dari personil
yang terlibat dalam proses yang sedang dianalisis.
Manfaat dari diagram sebab akibat adalah:
1.
Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya.
2.
Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan
ketidaksesuaian produk atau jasa.
3.
Dapat membuat suatu standar disasi operasi yang ada maupun yang
direncanakan.
4.
Dapat memberikan pendidikan dalam kegiatan pembuatan keputusan dan
melakukan perbaikan.
Untuk menghitung penyebab kesalahan dilakukan dengan
mencari akibat terbesar dari suatu masalah. Dari akibat tersebut dijabarkan
dalam beberapa penyebab utama, lalu dicari masing-masing penyebabnya secara mendetail.
Semua metode dalam 7 Tools tersebut dapat diterapkan semua dalam pengendalian
kualitas (quality Control) sesuai
dengan fungsinya. Dapat diterapkan pada semua bidang baik produk maupun jasa.